Pada dasarnya, Kita memiliki potensi sama (yang datang dari Allah) untuk bisa meraih kemenangan hidup. Alasannya, Kita dikarunia akal dan pikiran serta hati, sebagai modal untuk hidup. Tetapi pada kenyataannya, menurut M. Shidiq Mustika dan Rusdin Rauf, dalam bukunya “Keajaiban Shalat Tahjjud, Tepat Menjadi Kaya dan Bahagia”, ada dua golongan manusia.
Pertama, adalah golongan orang-orang yang penuh ke-PERCAYA-an diri. Mereka selalu tahu bahwa mereka dilahirkan untuk MENANG dan SUKSES. Mereka adalah pemimpi-pemimpi sejati yang yakin sekali bahwa sukses akan dengan mudah dicapai bila bersungguh-sungguh.
Kedua, adalah golongan orang-orang yang selalu dihantui ke-TAKUT-an dan ke-RAGU-RAGU-an. Saat kesempatan datang, mereka selalu berkata, “Apa yang terjadi bila saya GAGAL? ” Orang-orang seperti ini tidak akan pernah berjalan jauh dari HIDUP-nya. Ketakutan dan keragu-raguannya membuat mereka berjalan di tempat karena belum apa-apa sudah menyerah pada bayangan yang belum tentu benar.
Memang, begitu besarnya pengaruh lingkungan terhadap diri Anda. Ribuan informasi atau pesan-pesan (singkat) yang disampaikan media massa, keluarga, orang yang dihormati, sahabat, tetangga, dan lain-lain, semuanya memaksa Anda untuk menentukan pilihan-pilihan dan memengaruhi cara berpikir dan bertindak.
Tetapi, ada satu hal yang kurang Anda sadari, bahwa ribuan pesan (singkat) yang Anda terima setiap hari tidaklah berarti apa-apa, selama Anda memiliki kekuatan iman secara mandiri. Beragam pesan yang Anda terima tidak akan memengaruhi cara berpikir dan bertindak, karena cara berpikir Anda telah dibentuk oleh iman (yang benar).
Dengan keimanan yang positif (positive eemaan), Anda tidak akan tergoyahkan oleh ribuan pesan (singkat) dengan segala tipu dayanya, karena Anda memiliki iman yang tangguh. Dapat kita katakan bahwa ke-iman-an itulah yang akan membentuk karakter dan cara Anda bertindak. Iman merupakan pelabuhan dan sekaligus mercusuar yang menjadi acuan Anda agar tidak terbentur pada batu karang.
Perhatikan, pikirkan, dan renungkan dengan kemurnian Iman Kita Firman Allah swt di bawah ini :
“…..Maka janganlah kamu
sekali-kali termasuk
orang yang ragu-ragu.”
(al An’aam :114)
Sikap ragu-ragu dan bimbang adalah cermin dari seseorang yang lemah, kehilangan harapan, dan rapuhnya iman. Perhatikan komentar Dr. Walter Doyle Staples di bawah ini :
“Anda harus memikirkan keyakinan
kalau Anda ingin berpikir
sebagai seorang pemenang.
Percayalah pada diri Anda sendiri.
Percayalah kepada
Kemampuan-kemampuan Anda,
Sebab, Anda adalah apa yang Anda pikirkan.”
(You must think belief
if you want to think like a winner.
Have confidence in your self.
Believe in your abilities,
for you are who you think you are).
Iman tidak datang dengan sendirinya. Ia merupakan ramuan yang diracik dari berbagai sumber, sehingga kewajiban Anda adalah mengarungi berbagai sumber tersebut, yang kemudian menyimpulkannya dalam satu “paket ke-Iman-an“. Pengalaman akan menjadi pupuk yang akan memperkuat iman kita, atau sebaliknya, ia dapat menghancurkan Iman yang selama ini bersemayam dalam diri Anda. Untuk itu, Anda harus merumuskan puncak Iman yang bersumber dari Allah swt. (al Qur’an dan Hadits Nabi saw, bukan Iman yang bersumber dari syaithon atau hawa nafsu). Iman inilah yang tidak bisa diragukan, diubah, dan dipengaruhi apapun.
Motivasi diri Anda dengan iman yang paling mendasar sebagaimana Allah swt berfirman :
“Kebenaran itu dari Tuhanmu,
sebab itu janganlah sekali-kali
kamu termasuk orang yang ragu-ragu.“
(al Baqaraah: 147)
Dimana pun dan dalam situasi apapun Anda berada, Iman inilah yang harus menjadi pegangan pertama dan utama. Tanpa Iman ini, Anda akan kehilangan identitas diri, bahkan mudah terombang-ambing oleh arus kehidupan yang keras dan penuh tantangan.
Dalam kehidupan ini, dalam diri Saya dan Anda serta orang-orang disekitar kita, sudah banyak yang membuktikan betapa (dahsyat energi) iman. Naiknya orang-orang sukses atau pemenang di panggung kehidupan ini adalah karena begitu kuat dirinya memegang ke-iman-an yang benar, yang melahirkan dinamika, konsistensi, tangguh dan tidak pernah takut menghadapi resiko.
Dengan informasi serta bukti-bukti sejarah dan pengalaman orang-orang yang menang karena mereka memiliki iman yang tangguh, kini saatnya Anda memprogram ulang cara berpikir Anda dengan penuh optimisme dan keyakinan. Sebuah puisi, seperti di bawah ini, kiranya dapat memotivasi diri Anda:
Yes, I Can!
If you think you are beaten, you are
If you think you dare not, you don’t
If you’d like to wind, but think you can’t
It’s almost certain you won’t
If you think you’ll, you’re lost
Ya, Aku Bisa!
Jika Anda berpikir, Anda akan dikalahkan,
Anda sudah kalah
Jika Anda berpikir bahwa Anda tidak berani,
ya Anda tidak berani
Jika Anda ingin menang, tetapi Anda berpikir
tidak bisa menang, bisa dipastikan
Anda tidak akan menang
Jika Anda berpikir bahwa Anda bakal gagal,
Anda telah gagal.
Perhatikan! Pikirkan! Renungkan! Ketika Rasulullah saw dihina dan dicerca, kemudian dibujuk dengan segala kenikmatan dunia, beliau menjawab dengan gagah berani dan penuh keyakinan;
“Betapapun engkau
letakkan matahari
di tangan kananku
dan rembulan
di tangan kiriku,
tidaklah aku akan mundur
dari dakwah ini,
sampai nyawa
memisahkan diriku.”
(al Hadits)
(Energi) Iman memang Luar Biasa! Apa yang menjadikan Anda ragu-ragu atau bahkan takut lagi untuk naik ke panggung kehidupan menjadi seorang pemenang? Bukti-bukti apalagi yang Anda cari untuk meyakini begitu Pengasih dan Penyayang-nya Allah swt atas orang-orang yang beriman?
Maka, jadikanlah Allah swt. dan Rasul-Nya, serta orang-orang beriman (sebagai) energi keselarasan dalam kehidupan Anda, dapat dipastikan, Anda akan menaiki panggung kehidupan untuk menjadi seorang pemenang!
“Dan barangsiapa mengambil Allah,
Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
menjadi penolongnya,
maka sesungguhnya
pengikut (agama) Allah,
itulah yang pasti menang” (al Maa’idah : 56)
Sebaliknya, jika Anda tidak mau menciptakan energi keselarasan antara Allah swt dan Rasulnya, serta orang-orang beriman sebagai sumber energi (kemenangan) dalam kehidupan ini, dapat dipastikan pula, Anda akan menjadi seorang yang gagal di kehidupan. Yang lebih ironis lagi, Anda akan semakin tersesat dalam mengarungi luasnya samudra kehidupan.
“Dan jika kamu mengikuti
kebanyakan (mayoritas) orang-orang
yang ada di muka bumi ini,
niscaya mereka
akan menyesatkanmu
dari jalan Allah….”
(al An’aam: 116)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar